Translate

Senin, 17 Oktober 2016

Suara Saudara Sebangsa






Kami bukan separatis.

Kami adalah saudara sebangsa.
Kami bersuara karena ada banyak ketidak-adilan yang terjadi pada kami.
Kami hanya ingin adanya persamaan dalam pembangunan dan ekonomi.

Kami juga ingin menikmati kemajuan dan modernisasi seperti yang saudara-saudara lain nikmati.
Kami hanya ingin saudara kami yang terbunuh karena ketidak-adilan agar dipulihkan statusnya, setidaknya ada yang minta maaf pada keluarga mereka.
Kami trauma dengan berbagai kekerasan yang menimpa kami, tapi kami bisa apa?
Hanya bisa diam.
Namun, ada saudara-saudara kami yang lain yang sama traumanya dengan kami lalu membalas kekerasan itu dengan kekerasan juga.
Kami sungguh membenci hal itu dan memohon maaf pada keluarga korban kekerasan saudara-saudara kami itu.

Tapi, mengapa kalian hanya mengingat yang baru terjadi dan melupakan ribuan saudara kami yang mati?

Apalah arti membungkam mulut enam pemimpin negara jika kalian membuat mulut saudara sebangsa-mu berteriak karena ketidak-adilan.

Tapi, apa gunanya suara-suara kami ini?
Toh kami justru dianggap sebagai separatis, bukan sebagai saudara oleh orang-orang yang katanya sebangsa dan setanah air dengan kami, tapi tidak berniat merangkul kami melainkan sibuk memberi bantuan keadilan, kemerdekaan, dan perjuangan atas HAM bagi negara-negara dan bangsa-bangsa yang lain.

Oh Kami Papua....

-Devy.R-